Minggu, 15 Mei 2011

"Peradaban Islam"

Peradaban Islam Yang Hilang
(Telaah Kritis Terhadap Fenomena Umat Islam Saat Ini)

Oleh: Fazzan, MA

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa Islam adalah agama rahmatan lilaalamiin, di dalamnya dikelola seluruh hajat kehidupan umat manusia, tanah, air, negara, pemerintahan lebih-lebih tentang struktur kehidupan umat manusia yang saling berkaitan satu sama lain.  Islam merupakan satu kekuatan untuk membangun peradaban yang beradab. Orang Islam sendiri mungkin tidak percaya apabila dikatakan bahwa hampir seluruh kemajuan Ilmu pengetahuan dan tekhnologi (Saintek) yang dicapai oleh Barat sekarang merupakan hasil proses panjang dari peradaban Islam yang telah hilang ditelan manipulasi-manipulasi sejarah. Masyarakat Islam kalau dikatakan sebagai penghasil peradaban terbesar bukanlah omong kosong, tetapi terukir dalam sejarah Islam sebagai peninggalan yang amat berharga bagi umat manusia. Peradaban Islam merupakan peradaban yang mempunyai sosok risalah universal yang menjunjung tinggi nilai moral manusia.

Sesungguhnya kalau kita membuka secara jujur bahwa Barat telah banyak berhutang budi kepada Islam. Karena Islamlah peletak dasar peradaban yang manusiawi. Menurut As-Siba’i bahwa peradaban Islam merupakan peradaban yang mengagumkan, karena Islam memiliki beberapa karakteristik yang tidak dimiliki oleh peradaban lain. Yaitu antara lain: Pertama, Islam berpijak pada asas Wahdaniyah (ketunggalan). Asas Wahdaniyah akan berpengaruh pada terangkatnya martabat manusia, dalam membebaskan rakyat jelata dari kelaliman raja maupun pejabat pemerintah. Karena dengan asas ketunggalan, manusia hanya menganggap satu yang mutlak, yakni Allah. Kedua, Peradaban Islam Bersandar Kepada Fitrah Kemanusiaan. Kesatuan jenis manusia tanpa membedakan asal-usul keturunan dan warna kulit, yang menjadi ukuran hanya tingkat ketakwaan. Ketiga, Peradaban Islam dibangun atas dasar prinsip-prinsip moral yang bisa dipertanggung jawabkan. Keempat, Peradaban Islam berpegang pada ilmu dan pangkalnya yang paling lurus dan akidahnya yang paling jernih. Ia berbicara kepada akal dan hati secara bersama-sama serta membangkitkan perasaan dan pikiran dalam waktu yang sama pula. Kelima, Peradaban Islam mempunyai toleransi keagamaan yang sangat tinggi dan tidak pernah dikenal oleh peradaban lain yang juga berpijak pada agama.

Dari lima karakteristik  peradaban Islam tersebut, penulis dapat menyimpulkan bahwa peradaban Islam telah berhasil meletakkan pengaruh yang abadi yang ada dalam sejarah kemanusiaan di berbagai aspek pemikiran, moral dan material.

Dengan melihat fenomena masyarakat Muslim saat ini di negara-negara sedang berkembang yang mayoritas penduduknya beragama Islam, seperti halnya Indonesia ibarat sesosok robot yang sedang berpasung. Ia akan bergerak sesuai keinginan sang pengendali. Yang lebih celaka lagi ialah bahwa yang mengendalikan robot tersebut adalah bukan orang Islam (muslim), tetapi umat di luar Islam (non muslim). Hal ini bisa kita lihat di era modernisasi dan perdagangan bebas sekarang ini. Bahwa umat Islam hanya dijadikan sebagai pasar perindustrian Barat. Islam hanya memiliki peran penting dari sikap kebiadaban Barat dan yang memainkan skenarionya adalah kaum Nasrani dan Yahudi. Sehingga Islam menjadi tumbal dalam segala permainan mereka, baik di bidang ekonomi, sosial, budaya, hukum, politik lebih-lebih agama. Tidak sedikit umat Islam yang terjebak pada tindakan dehumanisasi (tindakan yang tidak berperikemanusiaan), seperti pembunuhan, perampokan, kemaksiatan, kemelaratan, lahirnya mental pejabat yang korup, sistem pemerintahan yang otoriter atau dalam bahasa kasar penulis adalah sistem pemerintahan ala Fir’aun, pemerintahan yang sewenang-wenang.

Kalau kita kemabali  melihat, bahwa sesungguhnya umat Islam mempunyai potensi besar dalam sumber daya insani dan sumber daya semangat jihad yang seharusnya mampu menguasai dunia. Namun, realitas umat Islam saat ini mempunyai ketergantungan yang relatif besar terhadap kekuatan-kekuatan lain, baik pada segi ekonomi, sosial, budaya, politik maupun Ideologi. Baik dalam skala mikro maupun dalam makro. Ideologi kapitalis dan sosialis membayang-bayangi umat Islam. Pertanyaan Besar Yang muncul adalah. Apakah faktor penyebab kebergantungan umat Islam terhadap kekuatan lain tersebut..........???. Dengan merujuk pada Al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Maka salah satu jawabannya adalah bahwa umat Islam sendiri tidak lagi menerapkan konsepsi Islam dalam kehidupan sehari-hari. Padahal dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul tertuang segudang konsepsi hidup yang dapat mengatur segala tingkah laku kehidupan, akan tetapi umat Islam lagi-lagi tidak mampu menampilkanya dalam mewarnai kehidupan yang Islami. Syakib  Arsenal, (Seorang Fisikawan ke-Enam Sekaligus Aktivis Muslim Dunia) pernah mengatakan, bahwa umat Islam tidak akan pernah maju kalau hidupnya tidak disemangati semangat Al-Qur’an dan As-sunnah atau tidak menjadikan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman hidup (The way Of  life).

Masyarakat dewasa ini dalam bertingkah laku, berilmu pengetahuan, berpolitik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pendidikan dan dalam dimensi kehidupan lainnya, tidak lagi menjadikan Al-Qur’an sebagai rujukan. Yang mereka gunakan adalah kitab-kitab Pseudo (semu dan palsu) yang terdapat dalam buku-buku Iptek yang memuat pandangan-pandangan hidup kapitalis, sosialis, komunis, sekularis, materialis, zionis dan iblis. Buku seperti itu judulnya manusiawi sedangkan isinya materialis, yang jika kita simpulkan arahnya mengandung benih-benih ateisme. Padahal Allah SWT telah berfirman “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang tidak kamu mempunyai pengetahuan tentangnya, karena sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya itu akan ditanya” (Q.S Al-Isra’: 36). Inilah yang menjadi Petunjuk Iptek dalam segala kehidupan dewasa ini. Persepsi masyarakat terhadap Al-Qur’an hanya sebagai kitab sakral dan ritual, kitab simbol dan legitimasi dalam rangka membedakan pandangan secara kasat mata antara umat Islam dan umat non Islam. Sangat sedikit umat Islam menjadi Al-Qur’an sebagai kitab masa depan dan kitab Ilmu Pengetahuan.

Fenomena-fenomena tersebut merupakan fenomena yang terjadi saat ini di kalangan masyarakat muslim. Ini penyakit umat Islam yang harus segera disembuhkan. Oleh karena itu perlu langkah-langkah yang dapat mengobati penyakit tersebut. Umat Islam perlu Istiqamah, keterbukaan dan jiwa besar dikalangan umat Islam. Oleh karena itu mulai detik ini suatu keharusan bagi umat Islam untuk berjihad atau berhijrah dari sistem non-Islam kepada sistem Islam dalam berbagai dimensi kehidupan dengan segala konsekwensinya. Dan meneriakan bahwa Syariat Islam harus ditegakkan di Indonesia dan Bima khususnya. Semoga kita diberi kekuatan Iman, Islam, Ilmu dan Amal Oleh Allah Swt dalam mewujudkan kehidupan yang adil dan makmur.

0 komentar:

Posting Komentar